Tag Archives: wisata kota tua

Bangsal C RSU TIDAR MAGELANG

Bagus Priyana :
Hal menarik sy dapatkan dr sebuah peta kuno kota Magelang “Stadskaart Magelang 1923” bhwa bangunan disaat itu (yg jd RSU Tidar skrg ini) terdiri dari Pendopo (skrg masih ada), pavilliun barat (gedung bangsal C yg sdh dibongkar), pavilliun timur (sdh dibongkar dan jd gedung baru), gedung besar (yg ada dibelakang pendopo yg melintang dr barat ke timur). . . .nah berkaitan dg tsb dpt ditarik kesimpulan bhwa sebelum ada RSU/Zendingziekenhuis berdiri pd tgl 25 Mei 1932, .gedung lama sdh berdiri. .mk apabila pernyataan dr pihak RSU yg menyatakan bhwa gedung Bangsal C dibangun pd thn 87 dan bukan cagar budaya pantas dipertanyakan. . .apalagi dr hasil pengamatan sy, bangsal C memiliki karakter bangunan khas th 20an, . Seperti kusen pintu, jendela yg terbuat dr kayu jati dan berukuran besar. .terus tiang besi berornamen sbg penyangga pd kayu belandar pd teras

RSU TIDAR MGL semula milik Yayasan Zending pada masa Kolonial Belanda (Zendingziekenhuis) , yg kemudian diresmikan menjadi Rumah Sakit Umum pd tgl 25 Mei 1932, dipimpin oleh dr GJ Dreckmeiers, dg fasilitas awal sbb : Ruang Rawat Inap A (skrg UGD), Ruang Rawat Inap B, Ruang THT (skrg Bangsal F), Kamar Operasi & Poliklinik (skrg direnovasi mjdi Gedung Poli VIP), Dapur/ Instalasi Gizi dan Gedung Tengah. . . Nah Sbg informasi bhwa pihak RSU Tidar dlm rencana pembangunannya jg akan membongkar Bangsal B (belum ditetapkan sbg Cagar Budaya, sy blum tau alasannya tp kondisi skrg masih berdiri) dan gedung UGD (oleh BP3 dan Disporabudpar Kota Mgl sdh ditetapkan sbg cagar budaya). . . .suatu hal aneh ketika sy melihat catatan ini . .meski antara Bangsal B dan UGD dibangun pd masa yg sama, tp mendapat ketetapan yg berbeda. .yg 1 blum ditetapkan sbg cagar budaya, tp yg 1 sdh ditetapkan sbg cagar budaya. . .tp kedua2nya nasibnya akan mendapat perlakuan yg sama, yaitu di BONGKAR !. . .sy belum dpt info akurat mengenai alasan 2 gedung ini mengapa berbeda statusnya dlm penetapan cagar budaya. . . .sdg mengenai rencana pembongkaran gedung UGD sy jg tdk habis pikir. .bgmn mungkin hal itu bs terjadi. .sdgkan gedung UGD sdh ditetapkan sbg cagar budaya oleh BP3 dan sdh masuk data inventaris pd Disporabudpar. . .kesimpulannya bhwa bgmn mungkin pihak Pemkot akan dpt mjdi contoh yg baik bg masyarakat, sdg dlm upaya pelestarian bangunan tua dan cagar budaya milik pemerintah sj penanganannya spti itu. . .jgn salahkan masyarakat apabila jg akan seenaknya mengubah ato membongkar bangunan tua/cagar budaya milik sndiri jk pemkot sndiri jg tdk mampu menjaga aset cagar budayanya sendiri. . .segalanya dimulai dr diri sendiri. . .SAVE HERITAGE & HISTORY IN MAGELANG !

Kliping Media

Suara Merdeka, 27 September 2011

Pemkot Harus Bertanggung Jawab
Pembongkaran Bangsal C RSU Tidar

MAGELANG – Komunitas Kota Toea (KTT) tetap berpendapat bangsal C RSU Tidar Kota Magelang adalah bangunan yang memiliki nilai sejarah, sehingga harus dilindungi.

Baca berita silahkan klik image diatas

Suara Merdeka, 26 Sept 2011
Bangunan Kuno dilindungi Perda

Baca berita silahkan klik image diatas

Info dan Gambar dari Grup KOTA TOEA MAGELANG @ Facebook


Kazernepoort Kaderschool Magelang

Foto yang menggambarkan gerbang sebuah pendidikan militer ini dikirim bersama sepucuk surat tertanggal 6 November 1938 ,oleh seorang calon tentara belanda [ kaderschool ] kepada kakak2 nya di Belanda. Taruna ini bernama Jacob Teunissen , reg:91691, sebagai kadet di Magelang , Foto ini sekarang dikoleksi oleh Molucks Historisch Museum Belanda, dengan diberi judul “Kazernepoort Kaderschool Magelang”

Ditambahkan oleh Gunawan Priyosusilo
ke grup “KOTA TOEA MAGELANG


Stasiun Kota Magelang (Kebonpolo)

Stasiun Kota ( Kebonpolo ) , gambar diambil di pintu kereta Kodim. (kira kira dekat Kodim menghadap ke utara.) koleksi TROPERMUSEUM AMSTERDAM

Ditambahkan oleh Gunawan Priyosusilo
ke grup “KOTA TOEA MAGELANG

KONDISI SEKARANG …

Stasiun Kereta Magelang Kota : Merana (dan Terlupa?)


RST dr. Soedjono Magelang

Rumkit Tk II dr. Soedjono ddidirikan tahun 1917 oleh pemerintah Belanda sebagai rumah sakit militer yang dipimpin oleh seorang dokter Belanda. Selain merawat penderita Belanda, rumah sakit ini juga melayani masyarakat umum dengan membawa pengantar dari aparat desa. Pada awal tahun 1942, yaitu masa penjajahan Jepang, rumah sakit berada dalam kekuasaan Jepang dan hanya khusu merawat tentara Jepang.

Pada tahun 1945, setelah Jepang menyerah, rumah sakit ini berubah menjadi rumah sakit PMI dan sejak 1 Januari 1947 rumah sakit PMI berubah menjadi RSU Wates Magelang. Pada tanggal 1 Maret 1948 RSU Wates diserahterimakan dari pemerintah kepada DKT Divisi III dan diganti namanya menjadi Rumah Sakit Tentara III yang dipimpin oleh Kolonel dr. Soetomo yang kemudian pada tanggal 1 November 1974, nama rumah sakit diganti menjadi Rumah Sakit dr. Soedjono. Nama ini diambil untuk mengabadikan nama Letkol dr. Soedjono, seorang dokter Brigade Kuda Putih yang gugur ditembak oleh Belanda di Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

http://rstdrsoedjono.blogspot.com/2008/06/sejarah-rumkit-tk-ii-dr.html


RSJ Prof.dr. Soeroyo Magelang: Kawasan Cagar Budaya

Rumah Sakit Jiwa ini didirikan pada tahun 1916, dan mulai beroperasi tahun 1923. Ir Scholtens merencanakan dan membangun Rumah Sakit Jiwa di Jawa Tengah ini dengan kapasitas 1400 tempat tidur. Rumah Sakit Jiwa Magelang terletak 4 km dari pusat kota Magelang, ditepi jalan raya yang menghubungkan kota-kota Yogyakarta, Semarang dan Purworejo.

Magelang yang sejuk adalah kota yang penuh dengan situs warisan budaya, dikelilingi Gunung Merapi, Merbabu, Andong dan Telomoyo disebelah timur, pegunungan Ungaran disebelah utara, Sindoro Sumbing disebelah barat, serta menoreh disebelah selatan dan berada di Kota Tidar ( Gunung yang disebut sebagai pakunya Pulau Jawa ).

Semula Rumah Sakit ini disebut dengan nama “Krankzinnigengesticht Kramat”, dan setelah mengalami beberapa perubahan sesuai dengan perkembangan waktu, sesudah kemerdekaan namanya kemudian menjadi “Rumah Sakit Jiwa Magelang”.

Untuk menghormati tokoh dokter Soerojo selaku direktur bangsa Indonesia pertama RSJ Kramat, nama rumah sakit ini selanjutnya bernama RSJ Dr Soerojo Magelang.

Sejak tahun 1978, Rumah Sakit ini menjadi Rumah Sakit vertikal milik Departemen Kesehatan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor : 135/MenKes/SK/IV/1978. Rumah Sakit Jiwa Magelang adalah Rumah Sakit Jiwa kelas A sekaligus sebagai Rumah Sakit Jiwa Pendidikan.


Museum Pangeran Diponegoro

ruangan tempat P.Diponegoro melakukan perundingan dg pihak Belanda 181 tahun yang lalu, tepatnya tgl.28 Maret 1830 ; kursi yang dikerudungi kain putih merupakan tempat duduk P.Diponegoro waktu itu

ada bekas goresan kuku P. Diponegoro di kursi tersebut, yang konon terjadi:

  • versi 1. selama proses negosiasi yang alot, beliau saking marah/kecewanya lalu menggores kursi sebagai penyaluran amarah
  • versi 2. goresan terjadi ketika beliau melawan saat akan ditangkap

Biografi Pangeran Diponegoro

Nama Kecil : Raden Mas Ontowiryo
Gelar : Sultan Abdul Hamid Herucokro Amirul Mukminin Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawi
Nama populer : Pangeran Diponegoro
Tanggal Lahir : 11 November 1785
Wafat : 8 Januari 1855 Di pengasingan Benteng Rotterdam (Makassar)
Makam : Kampung Jawa Makassar Sulawesi Selatan
Silsilah keluarga : Putra sulung Sultan Hamengkubuwana III dari istri selir dari daerah Pacitan bernama R.A. Mangkarawati
Basis Perjuangan : Tegal Rejo Jawa Tengah

MUSEUM PANGERAN DIPONEGORO

Museum Pangeran Diponegoro terletak di dalam kompleks bekas rumah Residen Kedu Jalan Pangeran Diponegoro No. 1 Magelang. Di dalam gedung ini pada salah satu ruangnya pada hari Minggu tanggal 28 Maret 1830 dilaksanakan perundingan bersejarah antara Pangeran Diponegoro dan Jenderal De Koock mewakili pemerintah Belanda, disaksikan oleh Residen Kedu Major Ajudan De Strure, Letkol Roest dan Kapten Roes sebagai juru bahasa. Perundingan tersebut tidak mencapai kata sepakat. Menurut perjanjian semula, Pangeran Diponegoro mestinya bebas untuk pulang tetapi De Koock berlaku curang dengan memberi isyarat untuk memasukkan pasukan ke ruang perundingan dan menangkap Pangeran Diponegoro.

Dengan tertangkapnya Pangeran Diponegoro maka berakhirlah perang heroik yang telah berlangsung lima tahun sejak tahun 1925. Pangeran Diponegoro beserta istri dan keluarganya langsung dibawa ke Batavia pada tanggal 8 April 1830. Mereka diberangkatkan ke Menado pada tanggal 3 Mei 1830 dan ditempatkan di benteng Amsterdam.

Pada tanggal 12 Juni 1830 Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Makasar dan ditempatkan di benteng Rotterdam. Beliau berada di pengasingan selama 25 tahun hingga wafat pada tanggal 8 Januari 1855 dan dimakamkan di luar benteng di kampung Melayu, bagian utara kota Makasar.

Untuk mengenang perjuangan Pangeran Diponegoro, maka kamar tempat Pangeran Diponegoro dijebak oleh Belanda dijadikan Kamar Pengabdian Pangeran Diponegoro dengan koleksinya antara lain kursi dan meja tempat perundingan, jubah yang dipakai pada saat berunding dengan Belanda, kitab Takhrib, bale-bale yang pernah dipakai Pangeran Diponegoro sholat pada saat beliau di Brangkal (Gombong), peralatan minum dan beberapa lukisan.

Sumber : Museum Ronggowarsito (www.museumronggowarsito.org)


PLN Magelang

dahulu nyala dan padamnya listrik magelang dikendalikan di sini. lokasi PLN di kebonpolo. tepatnya sebelah timur depan pasar kebonpolo..

Tommy Aditya :
dulu masih pake nama ANIEM yak? kira2 ada info yang menghubungkan ANIEM dengan tugu di depan klenteng nggak ya?

pic by solys.03


Stasiun Kereta Magelang Kota : Merana (dan Terlupa?)

tidak banyak orang yang tau tentang bekas tempat transit kereta api di sini … sayang monumen ini kurang tersentuh dari perhatian kita …. ( Stasiun kereta Magelang Kota, Lokasi di Kebon Polo )

Siapa yang menyangka? Gerbong tua yang kini teronggok di kawasan yang juga tak terawat itu adalah salah satu saksi sejarah, bahwa di Kota Magelang mempunyai jejak peradaban kereta api Nusantara. Sebuah situs bersejarah yang menggambarkan kejayaan kereta api pada masa lampau.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, peran kereta api sangatlah besar, termasuk di Magelang. Sejarah mencatat, KA dijadikan alat transportasi distribusi logistik untuk keperluan perjuangan perang kemerdekaan dari Ciroyom (Bandung) ke pedalaman Jateng, hingga mobilisasi prajurit pejuang di wilayah Yogyakarta-Magelang-Ambarawa.

Jalur kereta api menjadi bagian dari ruang sejarah masa revolusi. Proyek pembaggunan pertamakalinya, yang diberi nama ‘Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij’ (NV. NISM) dipimpin oleh Ir J.P de Bordes.

Diawali dengan membangun rel dari Kemijen menuju Desa Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan jalur tersebut panjangnya 26 kilometer. Jalur itu dibuka pertama kalinya Agustus 1867. “Dulu waktu prajurit mau pergi ke Temanggung mereka naik kereta dari stasiun Kebonpolo,” ujar salah satu saksi sejarah Djauhari (68), Rabu (15/62011).

Djauhari menceritakan, dahulu di bekas Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, ada bangunan yang menyerupai peron, bangunan tersebut berfungsi untuk para penumpang menaikkan barang. Namun tanah milik PT KAI tersebut menjadi area pertokoaan atau yang sekarang dikenal dengan nama ‘shopping’.

“Ketika hendak pergi ke Yogyakarta sekitar tahun 1980-an awal saya naik kereta dari Stasiun ini. Kereta uap yang penuh sesak penumpang para pedagang dan pelancong,’ lanjutnya.

Namun sekarang kondisi stasiun tersebut tidak terawat lagi. Lembaga atau instansi yang membawahi keberadaan situs itu, tak jelas. Pemkot selama ini meminjam aset PT KAI untuk dimanfaatkan menjadi terminal.

Pada tahun 2002 pernah digulirkan wacana Pemkot meminta aset itu kepada PT KAI, untuk penataan tata ruang kota yang lebih bagus. Pada tahun itu, sudah pernah ada pegawai PT KAI yang menghitung asetnya di Magelang. Namun hingga kini belum ada persetujuan atau tanda-tanda pengambil alihan aset.

Sumber Foto :
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=166250350114387&set=o.105188979513961

Sumber Berita :
http://regional.kompas.com/read/2011/06/15/16225526/Jejak.Sejarah.KA.yang.Terlupakan.di.Magelang